Wednesday, January 7, 2015

Permainan Tradisional Khas Kota Pontianak – Meriam Karbit

Pernahkah anda mendengar salah satu jenis permainan tradisional ini? Jika anda pergi mengunjungi kota Pontianak, anda tidak akan melewatkan permainan tradisional ini karena permainan ini sering diselenggarakan di kota Pontianak setiap Hari Raya Idul Fitri. Tidak hanya itu, permainan ini juga ikut setiap memeriahkan pada setiap acara penutupan tahun. Festival meriam karbit di kota Pontianak umumnya diadakan di tepian sungai Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat. Permainan meriam karbit memang sudah menjadi tradisi turun temurun di kota Pontianak.

Sejarah

Menurut para ahli sejarah, meriam karbit sudah ada sejak raja pertama kota Pontianak berkuasa dulu. Raja pertama Pontianak Syarif Abdurahman Alkadrie memerintahkan semua pasukannya untuk mengusir hantu-hantu dengan meriam ketika Sultan sedang ingin membuka lahan baru. Namun ketika masa orde baru, permainan ini sempat dilarang dan kemudian setelah masa orde baru, permainan meriam karbit ini diadakan kembali.


Gambar 1. Festival Meriam Karbit di Tepi Sungai Kapuas.

Peralatan yang Dibutuhkan

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk memainkan meriam karbit ini cukuplah sederhana diantaranya adalah:
  1. Kayu gelondongan atau rotan dengan berat 30 kg untuk setiap meriam dengan panjang 4 meter dan diameter meriam sekitar 60-80 cm.
  2. Pisau atau alat sejenisnya untuk memotong kayu atau bambu
  3. Ranting kayu atau bahan sejenisnya sebagai penyulut meriam karbit.
  4. Karbit (CaC2) yang tersedia di pasaran tetapi dengan harga yang cukup mahal
  5. Minyak tanah
  6. Air secukupnya
  7. Korek api untuk menyalakan api ke ranting kayu yang telah dipasangi ke meriam karbit.


Gambar 2. Kepingan Karbit.

Cara Bermain

Permainan ini sebaiknya dianjurkan untuk dimainkan oleh anak-anak terutama yang masih di bawah umur. Sebaiknya jika ingin bermain harus dalam pengawasan orang yang lebih tua. Cara bermain meriam karbit ini terbilang cukup sederhana. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
  1. Masukkan sejumlah karbit (CaC2), 1 sendok minyak tanah, dan sedikit air ke dalam kayu/rotan yang telah dipersiapkan.
  2. Setelah itu, nyalakan api di ujung ranting yang telah dipasangi ke bagian atas meriam. Usahakan segera menjauh setelah menyalakan api dikarenakan meriam karbit akan menghasilkan dentuman suara yang sangat nyaring. Dan kalau bisa dimainkan di tanah yang luas/lapang. Nyalakan api ke ranting yang dipasang sampai isi dalam kayu/rotan habis (Karbit, minyak tanah, dan air dapat dipakai berkali-kali sehingga dapat menghasilkan dentuman suara berkali-kali juga). Untuk satu kali main diperlukan karbit sekitar 3-5 ons.
  3. Bila ingin memainkannya lagi, segeralah mengisi bahan-bahan di atas ke dalam kayu/rotan tersebut kemudian menyalakannya lagi.

Namun sangat disayangkan, kelestarian permainan tradisional ini terganggu akibat dari keterbatasan dana yang dimiliki masyarakat. Akan tetapi, tantangan tersebut tidak membuat sebagian masyarakat kota Pontianak menyerah. Ada beberapa warga yang bersama-sama mengumpulkan dana setiap tahunnya untuk memeriahkan festival meriam karbit yang diadakan setiap malam tahun baru atau Hari Raya Idul Fitri. Mereka begitu antusias untuk berpartisipasi melestarikan tradisi permainan ini. Dan mereka berharap budaya permainan meriam karbit ini dapat dikenal oleh kalangan banyak baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Oleh : Stevanus

Sumber:http://andreprasetyo75.blogspot.in/2013/07/cara-membuat-senjata-meriam-bambu.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Festival_meriam_karbit
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/525129-meriam-karbit--tradisi-lebaran-di-pontianak
Gambar:
1. http://www.travelmatekamu.com/wp-content/uploads/2014/07/festival_meriam_karbit.jpg
2. http://bild5.qimage.de/carbit-carbid-karbit-foto-bild-59844255.jpg

No comments:

Post a Comment