Berlatih menghitung tidak hanya bisa dikerjakan di atas kertas. Namun bisa juga diterapkan dalam sebuah permainan. Misalnya permainan tradisional patil lele, atau bila di daerah lain biasanya disebut benthik, cutat, jenthik, gatrik, tak tek atau sawatan. Permainan ini biasanya dimainkan oleh 2 anak atau lebih, ditempat yang luas tanpa ada lalu lalang kendaraan.
Mengapa permainan ini disebut Patil Lele? Karena dalam permainan ini pemain membutuhkan 2 buah tongkat. Tongkat pendek berukuran 10cm yang disebut Patil ( gunanya untuk dipukul ) dan tongkat panjang yang berukuran 40cm ( gunanya sebagai tongkat pemukul ). Sebelum bermain, pemain harus melubangi tanah sepanjang 8cm. Setelah itu menentukan siapa yang akan bermain lebih dahulu dengan hom pim pa atau sut. Bila pemain sudah ditentukan, maka yang lainnya menjadi penjaga.
Ada tiga tahap dalam permainan ini :
Tahap pertama
Pemain meletakkan patil di atas lubang dan bersiap-siap untuk menyukit patil dari bawah dan melesatkannya ke arah depan dengan sekuat tenaga. Bila patil saat melesat berhasil ditangkap oleh penjaga, maka penjaga tersebut mendapatkan poin. Dan pemain dinyatakan gagal. Namun bila pemain berhasil, maka pemain lah yang mendapatkan poin. Poin untuk pemain diukur dari seberapa jauh atau berapa meter patil tersebut jatuh. Poin pemain dan poin penjaga harus sudah ditentukan sebelum permainan dimulai.
Contoh
Budi menyukit patil dan jatuh sejauh 8 meter. Bila 1 meter poinnya 5, maka Budi mendapatkan poin 40. Dari 8 meter x 5 poin = 40 poin.
Tahap ke dua
Pemain melemparkan patil ke arah atas. Pada saat patil masih mengudara, tepat di depan wajah pemain, pemain harus bisa memukul patil tersebut ke arah penjaga. Banyak pemain yang kesulitan pada permainan tahap ini, karena saat memukul membutuhkan waktu yang tepat, kesabaran, dan kejelian, sehingga pemain tidak asal saat mengayunkan tongkat (lele). Pemain yang berhasil menyelesaikan tahap ini, maka mendapat poin dan dapat melanjutkan permainan ke tahap selanjutnya. Nilai poin pada tahap ini jauh lebih besar dari pada poin pada permainan tahap pertama. Misalkan poin pada tahap pertama 5 poin per meter, maka permainan tahap ke dua adalah 10poin per meter. Setelah poin terkumpul pada tahap dua, maka poin permainan tahap pertama dijumlahkan dengan poin tahap ke dua. Dan permainan dilanjutkan ke tahap yang ketiga.
Tahap ke tiga
Pemain meletakkan patil di sudut lubang, sudut lubang sebagai titik tumpu. Kemudian pemain bersiap untuk memukul patil yang ujungnya berada di atas tanah. Bila pukulan berhasil, maka patil akan terlempar ke atas kepala pemain. Dan di saat patil masih mengudara, pemain diharuskan memukul kembali patil tersebut ke arah penjaga. Langkah ini hampir sama dengan langkah pada permainan tahap dua. Pada tahap ini pemain membutuhkan keahlian khusus, karena itu tidak jarang dari pemain yang sering mengalami kegagalan. Karena tingkat kesulitannya yang tinggi, maka poin pada tahap ini adalah poin yang paling besar. Menentukan poinnya juga berdasarkan berapa meter jauhkah patil tersebut jatuh.
Pada permainan patil lele ini, dari awal bermain sampai selesai, saat menjadi penjaga ataupun pemain semuanya menghitung perolehan poin masing-masing. Karena itulah, permainan ini dapat meningkatkan kelancaran dalam menghitung dan juga daya konsentrasi. Pemenang pada permainan ini adalah pemain yang paling banyak mengumpulkan poin. Dan biasanya permainan ditutup dengan acara gendongan, yaitu pemain yang kalah harus menggendong pemain yang menang.
Oleh : Widya Safitri
Sumber gambar
http://wisnujadmika.files.wordpress.com/2013/03/1362824855695.jpg
http://wisnujadmika.files.wordpress.com/2013/03/1362824930440.jpg
No comments:
Post a Comment