Thursday, March 5, 2015

Manfaat Permainan Tradisional Sebagai Media Pembelajaran - 2 (Habis)

Berikut ini adalah beberapa contoh permainan tradisional yang dapat dijadikan media pembelajaran berikut nilai edukasi yang terkandung di dalamnya.

2. Congklak

Congklak merupakan permainan yang hanya bisa dimainkan oleh dua orang saja. Pada zaman dahulu, permainan ini hanya dimainkan oleh anak perempuan saja karena tidak melibatkan kontak fisik. Namun anak laki-laki juga banyak menyukai permainan ini.

Nama congklak sendiri merujuk pada alat atau media permainannya. Yakni sebuah papan berbentuk sampan yang terbuat dari kayu atau plastik. Dalam papan tersebut terdapat 16 lubang yang berbaris dan berbanjar. Dua diantaranya memiliki ukuran paling besar dan terletak di ujung sisi papan. Kedua lubang itu disebut lumbung.

Selain papan dengan lubang-lubang, permainan ini juga membutuhkan biji-biji. Pada awalnya digunakan biji kerang, namun dapat pula diganti dengan lainnya.

Dalam memulai, masing-masing pemain harus mengisi lubang yang di hadapannya masing-masing 7 buah biji kecuali lumbung. Kemudian secara bergantian pemain mengambil biji dari salah satu lubang dan menjatuhkan biji-biji tersebut satu persatu hingga biji di genggaman pemain tak tersisa. Pemenangnya adalah yang memiliki lebih banyak biji di lumbungnya.

Manfaat dari permainan ini, anak-anak akan diajarkan strategi entrepreneurship. Selain itu gerak motorik dan kemampuan berpikir anak akan dilatih secara bersamaan. Ini artinya baik otak kiri dan otak kanan akan sama-sama bekerja.

Pada saat dewasa permainan ini akan melatih kemampuan berstrategi dan prinsip dasar berwirausaha.


1. Congklak

3. Engklek

Engklek merupakan permainan yang juga sangat populer. Permainan ini juga dimainkan di banyak Negara. Permainan ini dilakukan dengan membuat sebuah pola tertentu di tanah atau lantai. Para pemain lalu mencari sebuah benda yang dapat ia gunakan sebagai penanda tempat berhentinya yang dikenal dengan istilah ucak, gacuk, atau istilah lain yang berbeda di setiap daerah.

Pada permulaan permainan, ucak atau gacuk diletakkan pada kotak paling bawah dari gambar engklek, atau dapat kita sebut sebagai kotak start (mulai). Lalu pemain yang terpilih bermain pertama kali melempar ucaknya di kotak yang di sebelahnya dan mulai berjalan dengan satu kaki pada kotak-kotak yang kosong. Dengan arti lain, jika sebuah kotak engklek terdapat ucak di dalamnya, maka kotak tersebut tidak boleh diinjak. Pemain juga tidak boleh menginjak garis agar dapat meneruskan permainannya. Demikian seterusnya hingga pemain yang berhasil terlebih dahulu meletakkan ucaknya memutari seluruh kotak atau gambar engklek, maka dialah pemenangnya.

2. Engklek

Selain melatih ketahanan fisik anak, permainan ini juga bermanfaat untuk keseimbangan anak tubuh anak dan belajar menerima kekalahan dan kemenangan.

Pada saat dewasa permainan ini akan menyumbang ketahanan fisik dan metabolisme tubuh. Juga menumbuhkan sikap berjiwa besar dan lapang dada.

Demikianlah beberapa permainan tradisional yang dapat dijadikan media pembelajaran anak-anak serta manfaat yang diperoleh sebagai bekal anak ketika dewasa. Pada prinsipnya, permainan tradisional tidak membutuhkan alat tertentu dalam memainkannya. Aneka permainan tradisional dapat dimainkan dengan menggunakan benda-benda di sekitar. Sehingga dapat melatih anak menjadi pribadi yang kreatif, produktif dan menghindari sifat konsumtif sejak dini. Selain ketiga permainan di atas masih banyak lagi permainan tradisional Indonesia yang memiliki segudang manfaat bagi pemainnya. Jika tidak dilestarikan, salah satu warisan budaya nusantara tersebut tentu akan hilang ditelan zaman.

Oleh : Tika Dwi
Sumber tulisan:
http://moharifstainta.blogspot.com/2013/10/permainan-tradisional-sebagai-media.html
http://antoksoesanto.blogspot.com/2014/08/pengertian-dan-macam-permainan-tradisional.html

Gambar:
1. http://www.rumahku.com/berita/read/mengenal-congklak-doddle-google-pada-hari-anak-nasional-2014-408661
2. http://sarwoono.blogspot.com/2012/11/engklekingkling-permainan-tradisional.html

Manfaat Permainan Tradisional Sebagai Media Pembelajaran - 1

Permainan tradisional memang sedang naik daun. Setelah sekian lama tergeser oleh maraknya gadget-gadget yang menyajikan permainan modern, kini popularitas dan geliat pemainnya semakin meriah. Dipelopori oleh komunitas Hong, yaitu sebuah komunitas pecinta permainan tradisional di Bandung yang menyediakan sarana dan prasarana bagi masyarakat yang ingin bermain dengan permainan tradisional khususnya permainan yang berasal dari Sunda. Sejak berdiri tahun 2005, komunitas ini sukses menumbuhkan kembali minat masyarakat Indonesia terhadap permainan tradisional yang sempat ditinggalkan, bahkan hingga ke mancanegara.

Selain menyenangkan, ternyata permainan tradisional memiliki manfaat pembelajaran terutama bagi anak-anak yang memainkannya. Oleh sebab itu, kini banyak wacana yang mengemukakan pentingnya permainan tradisional sebagai media pembelajaran. Lantas, apa yang dimaksud dengan media pembelajaran? Menurut Moh. Arif, M.pd, media pembelajaran adalah alat bantu yang bisa digunakan sebagai penyalur pesan agar pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan lebih baik sehingga tercapainya tujuan pembelajaran. Sedang dalam praktiknya permainan tradisional tidak dipandang sebagai media yang mampu memberikan nilai-nilai edukasi kepada anak-anak yang memainkannya, padahal permainan tersebut mengandung nilai-nilai pembelajaran turun-temurun yang diwariskan oleh nenek moyang bangsa kita.

Pada prinsipnya permainan adalah sesuatu yang menyenangkan atau menggembirakan untuk dimainkan. Pada permainan tradisional, pemainnya tidak sekedar mendapat kesenangan saat memainkannya, tetapi juga berbagai macam fungsi dibalik permainan tersebut, dalam hal ini adalah fungsi pembelajaran. Hal ini tidak lain karena permainan tradisional merupakan bentuk simbolisasi dari berbagai pengetahuan generasi pendahulu kita yang mencakup berbagai pesan moral dan edukasi di dalamnya.

Berikut ini adalah beberapa contoh permainan tradisional yang dapat dijadikan media pembelajaran berikut nilai edukasi yang terkandung di dalamnya.

1. Petak Umpet


1. Petak Umpet

Permainan ini sangat populer, hampir semua orang pernah memainkannya. Permainan ini merupakan permainan berkelompok, di mana sebelum memulai, para pemain harus terlebih dahulu menentukan satu orang penjaga gawang atau poin tempat para pemain harus memulai dan mengakhiri permainan.

Permainan dimulai saat penjaga tersebut menutup matanya dan menghitung 1 hingga 10 atau sesuai dengan kesepakatan, sehingga memberi kesempatan bagi pemain lain untuk bersembunyi. Setelah hitungan selesai, si penjaga harus menemukan teman-temannya yang bersembunyi tersebut. Anak yang ditemukan pertama kali oleh si penjaga, akan menggantikan posisinya sebagai penjaga gawang. Namun adakalanya penjaga ditentukan dengan hompimpa atau suit, yaitu mengundi dengan menggunakan tangan.

Manfaat yang didapat dari permainan ini sangat beragam. Anak-anak akan aktif bergerak sekaligus berpikir. Adakalanya anak-anak diharuskan untuk berpikir mencari tempat yang aman untuk bersembunyi, adakalanya pula berpikir tempat seperti apa yang digunakan teman-temannya untuk bersembunyi. Hal ini dapat memupuk rasa ingin tahu dan pantang menyerah. Serta mengambil keputusan apakah harus bersembunyi secara berkelompok, ataukah sendiri.

Pada saat dewasa, pengalaman ini berguna dalam melatih insting, mengatur strategi, dan kestabilan emosi dalam bersosialisasi serta menghadapi dunia kerja.

Bersambung ke Bagian 2

Oleh : Tika Dwi
Sumber tulisan:
http://moharifstainta.blogspot.com/2013/10/permainan-tradisional-sebagai-media.html
http://antoksoesanto.blogspot.com/2014/08/pengertian-dan-macam-permainan-tradisional.html

Gambar:
1. http://zonexpose.blogspot.com/2014/06/tempat-sembunyi-petak-umpet.html

Permainan Tradisional Jawa – Jawa Timur

Permainan tradisional adalah permainan yang diturunkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya, permainan tradisional juga memiliki banyak manfaat bagi fisik, perkembangan sosial, emosi, untuk mengasah ketrampilan dan lain-lain. Karena berbagai manfaat itulah maka sebenarnya permainan tradisional sangat baik untuk diajarkan dan dimainkan oleh anak. Permainan tradisional tentu akan melatih anak untuk bersosialisasi, berbeda dengan permainan-permainan jaman sekarang yang membuat anak cenderung bersifat individualis.

Kali ini permainan tradisional jawa yang akan kita bahas adalah permainan dari Jawa Timur, sebagian diantaranya:

  1. Patil Lele

    Permainan Patil Lele membutuhkan konsentrasi dan ketahanan fisik yang baik, terutama kekuatan pada tangan. Permainan ini kebanyakan dimainkan oleh anak laki-laki, bisa dimainkan di halaman rumah atau tanah lapang. Permainan ini merupakan permainan kelompok walau bisa juga bila hanya dua orang, tapi akan lebih seru bila berkelompok.

    Cara Bermain:

    • Pertama harus menyiapkan alat untuk bermainnya dulu yaitu dua potong kayu, yang satu berukuran 40 cm(induk) dan yang satu 6/7cm (anak), yang kemudian induk akan digunakan untuk memukul anak. Kemudian siapkan juga sebuah lubang di tanah berukuran kurang lebih 10cm, yang akan menjadi tempat tolakan potongan kayu.
    • Bila pemain sudah dibagi dalam 2 kelompok, seperti biasa tentukan siapa yang kalah dan menang. Yang kalah bertugas jaga dan yang menang bermain.
    • Tahap pertama, permainan dimulai saat potongan kayu “anak” diletakkan di atas lubang, yang kemudian dicukil dari bawah dengan induk sejauh mungkin oleh salah satu anggota kelompok yang menang. Setelah “anak” dicukil “induk” harus diletakkan di lubang tadi dalam posisi melintang. Semua pemain yang jaga berusaha untuk menangkap “anak”, bila berhasil maka pemain yang tadi mencukil dianggap gagal. Bila tidak ada yang berhasil menangkap maka pemain jaga harus melempar “anak” ke arah lubang dan harus mengenai “induk”, bila mengenai “induk” maka pemain yang tadi mencukil dianggap gagal dan berganti jaga, tapi bila tidak mengenai maka dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
    • Tahap kedua, “anak” diletakkan dengan posisi menancap dalam posisi miring di atas lubang, kemudian ujung “anak” yang ada di luar lubang dipukul dengan “induk” hingga meloncat ke atas. Saat itulah pemain yang tadi mencukilnya harus memukul sejauh-jauhnya dengan “induk”, bila tidak bisa memukul maka dianggap gagal. Dan seperti tahap satu tadi pemain jaga harus bersiap untuk menangkap “anak”, aturannya pun masih sama.
    • Setiap pemain jaga berhasil menangkap atau saat melempar anak dan mengenai “induk” akan ada poin yang nilainya telah disepakati bersama sebelum permainan.
  2. Petak umpet

    Petak umpet bisa dilakukan di halaman dan di lapangan, bisa dilakukan anak laki-laki sekaligus perempuan.

    Cara Bermain:

    Untuk cara bermain petak umpet sepertinya di daerah manapun peraturannya sama, yaitu pemain minimal ada 3 orang tapi lebih seru bila dilakukan ramai-ramai. Pertama pemain menentukan 1 pemain yang kalah, kemudian pemain yang kalah menutup matanya sambil menghitung 1-20 misalnya dan saat itu pemain yang lain harus sembunyi, setelah selesai menghitung pemain yang kalah harus mencari temannya sambil menyebut namanya. Bila semua pemain sudah ditemukan maka pemain yang pertama kali ditangkap, giliran menjadi pemain yang harus menghitung dan mencari teman lain. Tetapi bila ada salah satu pemain yang berhasil memegang pohon/tiang yang disepakati sebagai tempat kembali tanpa diketahui oleh pemain kalah maka pemain yang kalah harus rela untuk menghitung lagi, dan begitu seterusnya.

Permainan tradisional Jawa Timur yang lain masih banyak, seperti keladi, lompat tali dan lain-lain.

Permainan tradisional dari suatu daerah sebenarnya banyak memiliki kemiripan dengan permainan tradisional dari daerah lain, bisa hanya berbeda namanya karena memang perbedaan bahasa dan mungkin tahapannya juga agak sedikit berbeda. Misalnya permainan Patil Lele yang mirip dengan permainan Benthik, Congkak mirip bahkan sama dengan Dakon, dan lain sebagainya.

Namun kebanyakan permainan tradisional dari daerah manapun selalu mengajarkan kebersamaan, kesederhanaan, cekatan, ketrampilan, dan lain-lain. Banyak nilai positif yang dapat diambil dari tiap permainan tradisional.

Oleh: Novita Prahastiwi
Referensi: http://lbbkapurputih.wordpress.com/2012/06/06/permainan-tradisional-jawa-timur/

Sejuta Manfaat Permainan Tradisional Indonesia - 2

Main dan permainan merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan dari dunia anak-anak. Seiring dengan perkembangan zaman, media yang digunakan oleh anak-anak untuk bermain semakin berkembang pula. Hanya dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun teknologi telah mengubah pola anak-anak dalam bermain.

Semula, gaung atau hasrat untuk kembali memainkan dan mengenal lebih jauh tentang permainan tradisional Indonesia adalah karena alasan kecintaan terhadap warisan budaya bangsa, karena sebagian besar permainan tersebut sudah tidak dimainkan lagi sehingga hampir punah. Namun ternyata selain itu diketahui pula berbagai manfaat yang didapat dari permainan tradisional ini, terutama bagi tumbuh kembang anak. Apa sajakah manfaat permainan tradisional bagi tumbuh kembang anak? Di bawah ini dijabarkan beberapa diantaranya.

3. Benteng

Salah satu permainan berkelompok asli Indonesia yang mulai punah. Permainan ini dimainkan oleh 4 hingga 8 orang anak. Dalam memainkannya dibutuhkan sebuah bola, sebelum bola tenis populer, anak-anak pada masa lalu membuat bola sendiri yang berasal dari dedaunan, plastik, kulit pisang dan karet, dibentuk menjadi bulatan hingga sebesar bola tenis.

Sebelum memulai permainan pemain harus menentukan sebuah tiang atau pilar atau dinding, dapat juga pohon yang disebut benteng. Selanjutnya adalah membagi seluruh peserta yang ada ke dalam dua kelompok. Satu kelompok akan menyerang kelompok lain yang akan berusaha mencapai benteng. Jika berhasil menyentuh benteng tanpa terkena lemparan bola, maka kelompoknya dinyatakan menang. Manfaat dari permainan ini adalah melatih jiwa kepemimpinan dan mematuhi instruksi demi kemenangan kelompok. Kecerdasan emosional juga banyak dilatih dalam permainan ini, hal yang sangat dibutuhkan ketika anak telah terjun langsung dalam masyarakat. Ketangkasan melempar dan menangkap bola serta menghindari serangan juga dibutuhkan. Selain membakar kalori tubuh, permainan ini akan membuat seluruh saraf motorik pada anak bekerja optimal.

4. Gebok

Jika sudah lelah bermain benteng, bola yang digunakan sebelumnya, terutama yang sudah susah-susah dibuat sendiri itu jangan dibuang. Bola yang sama dapat juga digunakan untuk bermain gebok. Permainan yang hampir tidak pernah terdengar lagi ini merupakan permainan kelompok yang juga menggunakan media bola tenis atau bola buatan. Gebok artinya menghajar lawan dengan bola, jadi salah satu tim harus menjadi penggebok tim lain.

Selain bola, permainan gebok juga membutuhkan batu atau lempengan yang bisa disusun ke atas. Kemudian pemain menentukan kelompok yang menjadi penggebok dan yang menjadi penjaga batu dengan cara suit. Tim yang menang akan menggebok susunan batu hingga rubuh, lalu mulai berlari menghindari “gebokan lawan”. Selain menghindari terkena gebokan, tim tersebut diharuskan menyusun batu tersebut kembali seperti semula. Jika berhasil menyusun batu sebelum seluruh anggotanya terkena lemparan bola atau gebok, maka tim tersebut menang, jika tidak maka posisi mereka akan berbalik menjadi penjaga batu.

Manfaat yang didapat dari permainan ini sangatlah banyak. Selain menyehatkan tubuh karena menuntut gerak fisik, seperti berlari, melempar dan menangkap bola. Permainan gebok juga melatih rasa sportivitas anak, kerja sama tim dan ketangkasan membidik dan menyusun lempengan batu secara cepat. Dalam kehidupan setelah dewasa, pengalaman ini akan menuntun mereka menjadi seorang pengambil keputusan yang tepat. Mampu berpikir dan berencana secara taktis di saat-saat genting seakan takut terkena gebok. Sportivitas yang dibangun sejak dini akan menghasilkan pribadi yang tidak takut menerima kekalahan, dan siap apabila menerima kemenangan.

5. Gasing

Permainan ini sangat populer di kalangan anak laki-laki. Permainan ini membutuhkan konsentrasi dan keterampilan. Permainan gasing merupakan permainan memutar sebuah bidak dari kayu dengan benang nilon. Bidak inilah yang disebut dengan gasing. Gasing memiliki bentuk yang berbeda-beda di tiap daerah. Namun cara bermainnya tetap sama, yakni memutar gasing dengan benang nilon. Gasing dapat juga dimainkan beramai-ramai, biasanya masing-masing pemilik gasing akan mengadu gasing siapa yang paling lama berputar, atau bahkan mengadu dengan cara membenturkan dua buah gasing, siapa yang masih berputar setelah berbenturan, maka dialah yang menang.

Manfaat yang didapat dari permainan ini adalah melatih konsentrasi dan kreativitas. Seringkali pemilik gasing menghias gasingnya agar berbeda. Anak-anak juga dapat mempelajari bagaimana sebuah gasing dapat berdiri tegak ketika berputar, juga menghitung tenaga dan panjang nilon yang digunakan untuk menambah atau menurunkan kecepatan putar dan hal-hal menarik lainnya yang berhubungan dengan fisika. Ketika dewasa, kebiasaan berpikir kritis dan fokus akan membantu mereka menggapai cita-cita.

Demikianlah sekelumit dari berjuta manfaat yang dapat diperoleh dari permainan tradisional Indonesia. Meski sempat ditinggalkan karena terkesan kuno dan tidak mendidik, namun segala pendapat tersebut kini terbantahkan seiring dengan pamor permainan tradisional sebagai warisan budaya semakin meningkat. Banyak masyarakat dari berbagai kalangan yang tadinya tidak peduli dengan nasib permainan tradisional, kembali memainkan permainan tradisional tersebut dan memperkenalkan kepada anak-anak mereka. Apalagi setelah semakin banyak informasi yang disebarkan mengenai sejuta manfaat permainan tradisional bagi tumbuh kembang anak terutama kecerdasan berinteraksi dan bersosialisasi, membuat masyarakat semakin bersemangat melestarikan aneka permainan tradisional.

Oleh : Tika Dwi

Wednesday, March 4, 2015

SEJUTA MANFAAT PERMAINAN TRADISIONAL INDONESIA - 1

Main dan permainan merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan dari dunia anak-anak. Seiring dengan perkembangan zaman, media yang digunakan oleh anak-anak untuk bermain semakin berkembang pula. Hanya dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun teknologi telah mengubah pola anak-anak dalam bermain.

Sebagai contoh, jika berpuluh tahun silam anak-anak asyik bermain membaur dengan alam, kini anak-anak hampir tak pernah bersentuhan dengan alam. Jika dahulu pengertian bermain berarti aktif bergerak hingga mengeluarkan keringat, kini bermain berarti hanya duduk diam dengan gadget tanpa melibatkan banyak saraf motorik. Padahal penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang telah terpapar gadget elektronik sejak usia dini, dapat memicu gangguan kognitif, defisit perhatian, kurang dapat mengendalikan diri hingga mudah depresi yang kemungkinan besar akan terbawa hingga mereka dewasa.

Permainan modern untuk anak-anak memang pada awalnya terlihat menyenangkan dan mendidik, namun ternyata jika membandingkan manfaat yang didapat antara bermain permainan modern yang notabene membutuhkan gadget mahal sebagai media bermainnya dengan permainan tradisional yang hanya membutuhkan kreativitas, permainan tradisional-lah yang mampu menutupi semua kelemahan permainan modern.

Semula, gaung atau hasrat untuk kembali memainkan dan mengenal lebih jauh tentang permainan tradisional Indonesia adalah karena alasan kecintaan terhadap warisan budaya bangsa, karena sebagian besar permainan tersebut sudah tidak dimainkan lagi sehingga hampir punah. Namun ternyata selain itu diketahui pula berbagai manfaat yang didapat dari permainan tradisional ini, terutama bagi tumbuh kembang anak. Apa sajakah manfaat permainan tradisional bagi tumbuh kembang anak? Di bawah ini dijabarkan beberapa diantaranya.

  1. Layang-layang
    Layang-layang adalah sejenis permainan individu yang membutuhkan keterampilan menerbangkan benda yang terbuat dari bambu dan kertas. Tidak hanya di Indonesia, permainan ini juga populer di manca Negara. Banyak Negara mempopulerkan permainan ini dengan mengadakan festival layang-layang di Negara mereka. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa juga gemar memainkan permainan ini. Manfaat yang diperoleh dari permainan ini bagi anak-anak adalah mengerti arah mata angin, melatih kesabaran dan kegigihan dalam menjaga agar layang-layang tersebut tetap terbang ataupun menjaga agar talinya jangan sampai putus. Hal-hal seperti ini akan melatih anak-anak membaca situasi alam dan terbiasa menyelaraskan kehidupan antara kesenangan dan kehendak alam hingga mereka dewasa.

  2. Galasin (Sambar Elang)
    Mungkin tidak semua orang pernah memainkan permainan ini, apalagi anak-anak pada zaman kini. Ketersediaan lahan untuk memainkannya merupakan salah satu alasan mengapa permainan ini perlahan ditinggalkan dan akhirnya terlupakan. Cara memainkan permainan ini sangatlah mudah, namun membutuhkan strategi dan kerja sama tim. Galasin harus dimainkan paling sedikit 6 atau 8 anak yang dibagi atas dua kelompok, semakin banyak pemainnya semakin seru permainan ini. Setiap kelompok ditunjuk satu orang sebagai induk, dan lainnya adalah anak elang.

    Setelah membagi anggota sama banyak, kemudian membuat garis yang panjangnya tergantung dari jumlah peserta. Contohnya, jika dalam satu kelompok terdiri dari 8 orang, maka garis yang buat sekitar 3 atau 4 meter, sebanyak 4 buah. Masing-masing garis harus dijaga oleh dua orang anak, sedangkan kelompok lain harus menyeberangi keempat garis tersebut secara bergantian maupun berpasangan tanpa tertangkap oleh para penjaganya. Jika salah satu anggota tertangkap maka kelompok tersebut dinyatakan kalah dan berganti tugas sebagai penjaga garis.

    Manfaat dari permainan ini sangat banyak. Anak-anak menjadi sehat karena aktif bergerak dan berkeringat. Selain itu, bagi anak yang ditunjuk sebagai induk dapat melatih kemampuan berpikir dan berstrategi, serta jiwa pemimpin agar dapat membawa para anggota lainnya selamat tanpa tertangkap oleh penjaga garis. Bagi anak yang ditunjuk sebagai anak elang, mereka dapat memahami arti kerja sama tim dan mematuhi perintah. Hal-hal tersebut sangat bermanfaat bagi mereka hingga dewasa, terutama ketika berada di dunia kerja.

Oleh : Tika Dwi

Permainan Tradisional Jawa – Jawa Barat - 2

3. Egrang atau jajangkungan

Egrang atau jajangkungan adalah permainan yang memerlukan keahlian khusus. Pemainnya harus berdiri pada injakan bambu sepanjang 30cm pada bambu berukuran kurang lebih 210cm dan kedua tangan harus memegang tongkat bambu bagian atas, sehingga untuk bermain egrang ini membutuhkan latihan keseimbangan tubuh. Biasanya egrang dijadikan untuk lomba, seperti lomba lari, pemenangnya adalah yang mencapai garis finis terlebih dahulu tanpa jatuh/menginjakkan kaki ke tanah.



4. Bebentengan

Bebentengan adalah permainan yang dapat dilakukan anak laki-laki maupun perempuan, permainan ini membutuhkan area yang cukup luas dan membutuhkan dua pohon(dijadikan benteng) yang berjarak sekitar 2-4meter.

Aturan bermain: Minimal ada 6 anak yang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok. Tiap-tiap kelompok berusaha memegang benteng kelompok lawan, dan kelompok yang berhasil menyentuh atau memegang benteng lawan terlebih dahulu adalah pemenangnya. Kemudian kelompok yang kalah mendapat hukuman dari kelompok yang menang.



5. Oray-orayan

Oray-orayan, biasanya dimainkan oleh anak laki-laki tapi sering pula anak perempuan ikut bermain. Permainan Oray-orayan tidak ada unsur perlombaan, tapi untuk sebagai hiburan saja. Oray-orayan biasanya dimainkan oleh banyak anak sekaligus misalnya lebih dari 15 orang, mereka berderet berbaris memegang pundak temannya sehingga membentuk barisan yang panjang dan mereka berjalan melingkar seperti oray, sambil bernyanyi.



6. Kelom batok

Kelom batok adalah permainan yang mengharuskan pemainnya mengatur keseimbangan serta ketahanan tubuh. Kelom atau pijakan dibuat dari tempurung kelapa yang dibelah dua. Umumnya tempurung kelapa yang digunakan adalah tempurung dengan diameter besar dan sudan tua. Tempurung kelapa yang sudah mengering dibagi dua dan bagian tengahnya diberi lubang untuk dipasang tali yang terbuat dari serat pohon pisang atau tali ijuk muda. Pemilihan serat pohon pisang ataupun serat ijuk muda, selain lentur dan kuat, juga memudahkan pemainnya untuk memainkan kelom batok.

Cara main: Tidak jauh berbeda dengan permainan egrang, yang membedakan adalah, pada permainan kelom batok tumpuan selain pada bagian kaku (pijakan) juga pada tangan ( tali pegangan). Karena tali selain berfungsi sebagai pegangan juga sebagai kendali mengatur naik turunnya kaki.  Seperti halnya permainan egrang, kelom batok dimainkan sebagai adu ketahanan, fisik juga strategi. Hal yang paling menarik dari permainan kelom batok bukan hanya kepiawaian saat mengatur keseimbangan tubuh maupun kekuatan fisik, tetapi juga dari unsur suara yang dihasilkan tempurung kelapa saat dimainkan. Semakin nyaring suaranya dan membuat harmoni nada, itulah pemain yang terbaik.



7. Ketepel atau bandring

Ketepel atau bandring adalah Mainan yang menggunakan dahan yang bercabang dua dan seimbang. Mainan ini adalah termasuk mainan yang populer dan masih bertahan, meskipun penggunaannya berbeda dengan masa lalu, yaitu untuk berburu tetapi masa sekarang hanya digunakan untuk belajar menembak sasaran. Bandring atau ketepel dianggap mainan yang berbahaya, dan akhirnya banyak dihindari dan tidak di mainkan. Mainan yang memakai tiga material yaitu kayu, karet, dan kulit. Kayu sangat mudah sekali mendapatkannya untuk material karet biasanya mereka menggunakan bahan-bahan yang ada dari mulai menggunakan karet kotor karet untuk celana pendek, karet ban bagian dalam, sampai karet gelang yang di "untun" di rangkai seperti rantai .

8. Kobak atau logak

Kobak atau logak yaitu lubang kecil yang dangkal.  Perlengkapan alat yang digunakan dalam permainan ini beberapa gundu dan lobang kecil yang dangkal sebagai sasaran untuk mencapai kemenangan. Dilakukan oleh anak-anak atau remaja laki-laki antara 2 sampai 5 orang dan bermain perorangan. Tempat bermain di ruang terbuka yang cukup luas.  Permainan ini suka memakai taruhan uang atau karet gelang. Permainan ini di samping sebagai hiburan juga melatih kecermatan dan ketangkasan melempar.

9. Meong Bangkok

Meong Bangkok bisa dilakukan oleh anak laki atau perempuan, dilakukan di tempat yang cukup luas, jumlah pemain antara 12 atau 20 orang yang berpasang-pasangan membentuk dua kelompok untuk bertanding. Permainan ini merupakan hiburan yang mengasyikkan dan mengandung unsur olah raga serta keterampilan memelihara keseimbangan. Terdapat di daerah Cibatu Kabupaten Garut.

10. Ngadu Muncang

Ngadu Muncang merupakan permainan anak-anak maupun dewasa laki-laki, merupakan pertandingan antara 2 orang pemilik kemiri, dapat dilakukan di tempat terbuka atau tertutup. Alat yang digunakan terdiri dari kemiri yang dipertandingkan, penggepit, bantalan yang dibuat dari kayu keras, penampang bantalan, dan gegendir/pemukul dari kayu yang keras. Terdapat unsur taruhan uang di kalangan pemain dewasa, sedangkan anak-anak taruhannya berupa kemiri atau kelereng. Di samping merupakan hiburan juga merupakan latihan memilih kemiri yang besar daya tahannya . Permainan ini masih dilakukan di beberapa daerah di Jawa Barat.

Selain dari permainan-permainan di atas, masih banyak permainan tradisional Jawa Barat yang lain seperti: gagarudaan, dam-daman, ular tangga, sapintrong dan lain sebagainya.

Oleh: Novita Prahastiwi
Referensi:
Prana, Indiyah. 2010. Permainan Tradisonal Jawa. Klaten: Intan Pariwara.
http://www.indonesiadalamtulisan.com/2012/07/permainan-tradisional-jawa.html
http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=1006&lang=

Tuesday, March 3, 2015

Permainan Tradisional Jawa – Jawa Barat - 1

Permainan Tradisional Jawa merupakan warisan budaya leluhur yang saat ini sangat jarang ditemui atau dimainkan oleh anak-anak. Anak-anak jaman sekarang lebih memilih untuk main game online, play station, atau gadget-gadget yang saat ini dapat dijumpai di mana saja. Kita sebagai generasi penerus seharusnya lebih mengenal budaya leluhur dan melestarikannya, termasuk permainan tradisional. Untuk itu kali ini ini saya akan membahas tentang Permainan Tradisional Jawa khususnya Jawa Barat.

1. Congklak atau Dakon

Congklak atau Dakon adalah permainan yang biasanya dimainkan anak perempuan, kadang anak laki-laki juga ikut bermain. Dakon dimainkan oleh 2 orang, dan bisa dimainkan di mana saja misalnya di teras rumah.

  • Peralatannya: alat permainannya disebut dakon, yang terbuat dari kayu, memiliki 14 lubang kecil saling berhadapan yang disebut sawah, dan memiliki 2 lubang agak besar yang disebut dengan lumbung. Bila tidak ada dakon, bisa menggunakan cara lain seperti membuat lubang di tanah atau menggambar lingkaran. Untuk bijinya bisa menggunakan batu, kelereng, biji asam atau biji lainnya yang jumlahnya 7 untuk tiap sawah (98 biji).
  • Cara bermain:

    Tahap 1: Kedua pemain duduk berhadapan, dakon diletakkan di antara keduanya, dan tiap sawah diisi dengan 7 biji batu(lumbung dikosongkan). Lumbung di sisi kanan pemain A adalah milik Si A dan sebaliknya.

    Tahap 2: Kedua pemain pingsut(suit) untuk menentukan siapa yang main terlebih dahulu. Pemenangnya(misal A) mengambil biji dari sawah pertama kemudian meletakkan satu-satu di sawah berikutnya sampai berhenti di lumbungnya, kemudian giliran Si B melakukan hal yang sama.

    Tahap 3: Si A boleh memilih mau mengambil biji dari sawah yang mana saja asal sawah miliknya dan meletakkan satu-satu pada tiap sawah dan lumbung (kecuali lumbung si B). Jika biji habis di sawah yang berisi biji lain, maka A dapat mengambil biji-biji tersebut dan lanjut mengisi. Bila biji habis di lumbung, maka A dapat melanjutkan mengisi dengan memilih sawah di sisi lumbung. Jika biji habis di sawah B yang kosong maka A berhenti bermain, tetapi bila habis di sawah sendiri yang kosong dan di seberangnya yaitu sawah si B berisi maka seluruh isi sawah itu menjadi milik si A.

    Tahap 4: Setelah itu si B dapat gantian bermain, dengan peraturan yang sama. Dan permainan ini berakhir apabila sudah tidak ada biji yang tersisa di sawah. Pemenangnya adalah pemilik lumbung yang bijinya lebih banyak.




2. Sondah atau sundah mandah atau dengklek

Sondah atau sundah mandah atau dengklek adalah permainan yang dapat dimainkan oleh anak laki-laki maupun perempuan. Permainan ini perlu kelincahan karena anak harus menjaga keseimbangan dengan bertumpu pada satu kaki. Permainan ini dapat dilakukan di mana saja, di area yang agak luas. Arenanya dibuat petak-petak dengan digaris misal dengan kapur, tiap petaknya memiliki ukuran yang sama.

  • Cara bermain:

    Tahap 1: Setiap anak akan bermain sesuai nomor urut dan harus meletakkan gacuk(dari pecahan genting/keramik/apa saja) pada petak A dan kemudian tiap anak harus melewati semua petak dari A sampai H di mana posisi petak yang ada gacuk milik kita itu harus dilompati/dilampaui, setelah sampai H harus kembali lagi. Saat di petak B pemain mengambil gacuk yang ada di petak A kemudian keluar area.

    Jika pemain berhasil tanpa kesalahan maka pemain dapat melempar gacuk ke petak B dan seterusnya.

    Pemain dianggap melakukan kesalahan bila melanggar aturan, seperti: menginjak garis petak, keluar dari petak, salah melempar gacuk(masuk ke petak yang tidak seharusnya), dan menginjak gacuk.

    Apabila pemain melakukan kesalahan maka dilanjutkan pemain berikutnya.

    Tahap 2: Pemain yang berhasil melewati semua petak berhak mendapatkan petak(sawah) dengan cara berdiri membelakangi petak, kemudian meletakkan gacuk pada telapak tangan kemudian membalik dengan cepat agar gacuk itu jatuh pada punggung tangan. Dan saat gacuk ada di punggung tangan, gacuk dilempar ke belakang dengan hati-hati agar masuk ke salah satu petak, bila gacuk jatuh di salah satu petak yang belum ada pemiliknya sawah itu berhak menjadi miliknya.

    Pemenang dari permainan ini adalah pemilik sawah terbanyak.



Oleh: Novita Prahastiwi
Referensi:
Prana, Indiyah. 2010. Permainan Tradisonal Jawa. Klaten: Intan Pariwara.
http://www.indonesiadalamtulisan.com/2012/07/permainan-tradisional-jawa.html
http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=1006&lang=

Monday, March 2, 2015

Gasing, Permainan Tradisional Melayu

Seperti permainan tradisional lainnya, permainan gasing popularitasnya mulai meredup tergerus oleh pengaruh modernisasi. Menjamurnya aneka permainan modern dan game online membuat anak-anak tidak lagi melirik permainan ini. Padahal, gasing pernah menjadi permainan populer dan sangat di gemari di tengah-tengah masyarakat melayu.

Gasing merupakan permainan tradisional yang cukup populer di kalangan masyarakat melayu Riau. Gasing sebenarnya adalah nama alat atau mainan yang digunakan untuk permainan ini. Yaitu sebuah benda yang bisa berputar pada poros dan memiliki satu titik keseimbangan. Untuk bisa berputar, mainan gasing diputar cepat terlebih dahulu dengan bantuan tali khusus.

Mainan gasing terbuat dari kayu keras. Biasanya kayu yang dipilih untuk membuat gasing adalah kayu kemuning, merbau, rambai, dan durian. Potongan kayu ini kemudian dikikis dan dibentuk sehingga membentuk seperti gasing. Agar bisa diputar, gasing membutuhkan bantuan tali untuk memutar dengan cepat. Tali gasing dipilih tali yang kuat dan tidak mudah putus. Ukuran tali gasing bervariasi, tergantung ukuran tangan pemakainya. Biasanya panjang tali yang digunakan adalah 1 meter.


Gambar 1. Mainan Gasing

Sejarah Penyebaran Gasing

Meski diakui sebagai salah satu permainan tradisional nusantara, namun sejarah penyebaran gasing di nusantara belum dikenali secara pasti. Konon, permainan tradisional ini sudah dikenal di Pulau Natuna jauh sebelum masa penjajahan Belanda. Sementara di daerah Sulawesi Selatan, gasing baru dikenal pada kisaran tahun 1930-an.

Gasing merupakan permainan yang akrab dengan kaum laki-laki. Biasa dimainkan oleh anak-anak, remaja hingga dewasa. Biasanya, masyarakat di pedesaan memainkan permainan ini di halaman rumah yang luas, bertanah keras dan datar. Permainan bisa dilakukan dalam bentuk perorangan maupun antar group. Jumlah pemain bervariasi, tergantung kondisi dan kebiasaan di daerah masing-masing.

Saat ini, popularitas permainan gasing memang sudah mulai meredup tergerus oleh gelombang modernisasi. Biasanya permainan ini masih bisa ditemukan di daerah pedesaan. Terutama pada perayaan hari-hari besar keagamaan dan tujuh belasan. Pada momen ini biasanya permainan gasing diperlombakan untuk memeriahkan perayaan hari-hari besar keagamaan, seperti perayaan tahun baru Islam, Idul Fitri dan hari besar kebangsaan seperti tujuh belasan..

Cara Bermain Gasing

Cara memainkan gasing ini tidak terlalu sulit. Pertama; tali dililit hingga habis pada gasing. Ujung tali yang dibuat simpulan diselipkan pada salah satu jari tangan kanan agar tidak lepas saat melempar gasing. Pegang gasing yang sudah dililit dengan tali tersebut dengan tangan kanan. Kemudian lemparkan dengan gerakan memutar ke tanah. Gasing akan terlepas dari lilitan tali dan terlempar dengan gerakan berputar ke tanah. Jika cara melemparnya benar, di tanah gasing akan berputar pada satu poros dan bertumpu pada satu titik keseimbangan.

Demikian informasi tentang gasing, permainan tradisional melayu. Semoga bermanfaat.

Oleh: Neti Suriana

Gambar:
1. http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1429/permainan-gasing

Permainan Tradisional Jawa – Jogja

Setelah sempat membahas mengenai permainan tradisional jawa dari Jawa Barat dan Jawa Tengah, sekarang kita akan membahas permainan tradisional dari Jogja.



  1. Ancak-Ancak Alis

    Permainan ancak-ancak alis bisa dimainkan oleh anak laki-laki maupun perempuan, dan dimainkan beramai ramai.

    Cara bermain:

    Dua orang anak menggabungkan kedua tangan mereka dan diangkat tinggi-tinggi agar bisa dilewati teman mereka. Kemudian anak-anak yang lain membuat rangkaian, setelah itu satu persatu memasuki melewati kedua anak tadi, sambil menyanyikan lagu. Permainan ini hampir sama dengan permainan Ular Naga, hanya saja lagunya yang berbeda.
  2. Udan barat

    Permainan ini menggunakan pecahan ubin/genting disebut gacuk.

    Cara Bermain:

    Pemain melemparkan batu ke garis, pemain yang gacuknya paling dekat dengan garis dia yang mulai main. Gacuk dipasang di kaki, kemudian orang berjalan jingkat jingkat dengan gacuk terpasang di satu kaki. Konsekuensi bagi yang kalah dalam permainan ini harus menggendong teman yang menang, dari garis ke garis.
  3. Bangun duduk

    Permainan ini dapat dimainkan anak laki-laki maupun perempuan. Minimal pemain dalam permainan ini tiga orang. Permainan ini selain bisa untuk mengisi waktu luang juga bisa melatih kecepatan, karena dalam permainan ini diharuskan untuk berlari.

    Cara bermain:

    Semua pemain melakukan “hom pim pah” kemudian siapa yang kalah menjadi penjaga. Setelah diketahui siapa yang menjadi penjaga permainan dapat dimulai, nah pemain yang menang bisa memulai mengganggu yang kalah. Penjaga/pemain yang kalah harus berhasil mengejar teman yang menang dan menyentuhnya, apabila berhasil maka pemain yang disentuh giliran jaga tetapi syaratnya pemain yang disentuh harus dalam posisi berdiri karena apabila dalam posisi duduk(jongkok) maka pemain tidak bisa disentuh dan penjaga harus mencari teman lain yang tidak jongkok. Jadi pemain menang harus waspada, bila sudah terlalu dekat dengan penjaga harus segera lari atau duduk. Pemain yang sudah jongkok tidak bisa asal berdiri, pemain harus menunggu disentuh teman lain yang tidak jongkok (bebas), bila semua pemain jongkok maka pemain jaga harus menghitung dan saat itu semua pemain harus berdiri lagi dan mulai main seperti awal.
  4. Gobak Sodor

    Permainan ini bisa dimainkan minimal 6orang, kemudian pemain dibagi dalam 2 kelompok, dalam 1 kelompok bisa campuran ada anak laki-laki dan perempuan. Permainan Gobak Sodor, biasanya dilakukan di halaman rumah yang agak luas. Permainan ini juga bisa dimanfaatkan untuk olahraga.

    Manfaat dari melakukan olahraga ini adalah kecepatan karena pemain harus berlari, kecermatan(karena harus menjaga pintu agar tidak kecolongan), kekompakan, sportifitas, dan senang(mengisi waktu luang).

    Cara bermain:

    • Sebelum permainan dimulai arena dibuat dulu atau dibuat garis-garis yang berguna sebagai pembatas dan pintu. Garis-garis yang diperlukan bisa dibuat dengan kapur.
    • Arena/garis yang diperlukan pun sederhana, kurang lebih hanya seperti ini:



      Bentuknya/jumlah pintu (garis horizontal) bisa disesuaikan dengan banyaknya pemain tiap kelompok. Gambar di atas digunakan bila jumlah pemain tiap kelompok 4 orang, jadi 3 orang jaga di tiap garis horizontal dan satu di garis vertikal. Namun bisa juga bila hanya ada 3 orang, sehingga 2 jaga digaris horizontal dan satu orang harus merangkap tugas jaga di garis/pintu depan sekaligus di garis vertikal.
    • Pemain dibagi dalam dua kelompok dengan cara setiap 2orang melakukan pingsut(suit), kemudian pemain yang kalah dan menang berkumpul dengan sesama yang kalah/menang.
    • Seperti permainan-permainan yang lain, pemain yang kalah bertugas sebagai penjaga.

      Aturan mainnya: Penjaga harus mencegat lawan agar tidak bisa lolos, masing-masing orang satu pintu (garis horizontal), namun harus ada satu yang menjaga pembatas tengah (garis vertikal tengah). Penjaga garis horizontal tugasnya berusaha menghalangi lawan yang berusaha melewati garis, sedangkan yang bertugas menjaga garis vertikal harus menjaga seluruh garis batas yang ada di tengah lapangan.

      Semua pemain yang menang harus melewati seluruh pintu(garis horizontal), kemudian kembali lagi melewati pintu-pintu tadi tanpa boleh terkena/tersentuh oleh pemain jaga. Bila berhasil maka mendapat poin dan mengulangi lagi melewati pintu-pintu, tapi bila tersentuh pemain jaga maka pemain harus rela untuk bertukar posisi dengan pemain jaga.

      Kata “Gobak Sodor” sendiri di ambil dari kata Go Back to Door. Mengapa dinamakan seperti itu, karena dalam permainan ini pemain harus melewati pintu-pintu yang setiap pintu selalu ada halangan, kemudian pemain harus kembali lagi ke pintu awal. Apabila kita cermati sebenarnya permainan ini mengandung nasihat, yaitu “Dalam kehidupan seseorang pasti melalui tahap-tahap dari lahir, remaja, namun tentu tiap tahapan itu memiliki rintangan/halangan, hingga pada akhirnya kita akan kembali lagi yaitu kepada Sang Pencipta.”
Selain dari permainan di atas masih ada beberapa permainan yang lain, seperti: gotri legendri, bethet thing thong, tawonan, jek-jekan, engklek, jamuran, dingklik oglak aglik, kempyeng, dan mungkin juga masih ada permainan tradisional dari Jogja yang tidak saya ketahui.

Oleh: Novita Prahastiwi
Referensi: http://jogjaicon.blogspot.com/2011/03/dolanan-bocah-ala-yogyakarta-yang.html

Thursday, January 29, 2015

Bermain Boi-Boian Bersama Teman

Boi-boian adalah permainan tradisional yang berasal dari jawa. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan. Anak-anak pedesaan sering memainkannya pada sore hari. Kita tidak pernah lagi menjumpai permainan tradisional ini. Boi-boian hampir sama dengan permainan bowling. Kita harus melempar bola ke sasaran yang akan dituju. Untuk membuat bola, kita bisa menggunakan kertas yang digulung kemudian diikat dengan karet gelang atau kita bisa menggunakan bola kasti. Setelah itu, kita mengumpulkan pecahan batu atau genteng yang nantinya akan disusun menjadi piramida.

Permainan ini terdiri dari dua kelompok. Satu kelompok bertugas untuk melempar bola sedangkan satunya menyusun kumpulan batu menjadi piramida atau tersusun ke atas. Semakin banyak anggota yang ikut, semakin seru permainan ini. Permainan ini membutuhkan kecepatan dalam menyusun kumpulan- kumpulan batu dan kerja sama sesama anggota juga dibutuhkan.


Gambar 1. Melempar Bola

Kelompok yang bertugas melempar harus bisa melempar hingga mengenai sasaran. Usahakan kita melempar bola tersebut sekencang mungkin, sampai kumpulan batu yang disusun oleh tim lawan terjatuh. Saat melempar bola harus dilakukan secara bergantian dengan sesama anggota. Nantinya ada tim lawan yang akan menghadang serangan bola yang dilempar. Jika ada lemparan bola tersebut yang mengenai anggota lawan berarti anggota tersebut tidak bisa melanjutkan permainan.


Gambar 2. Susunan Batu Menjadi Piramida

Kelompok yang bertugas menyusun batu, harus bisa menyusun sampai membentuk piramida. Jika tumpukan batunya terjatuh terkena bola, tim tersebut harus kembali menyusun batu yang terjatuh. Dalam kelompok tersebut, satu orang harus menjaga supaya tumpukan batu tersebut tidak terjatuh. Jika ada bola yang mengenai kelompok penyusun atau penjaga batu, berarti dia gugur. Anggota yang terkena lemparan bola tidak bisa ikut permainan dan berarti anggota dalam kelompok tersebut berkurang. Usahakan untuk menyusun kumpulan batu tersebut dengan cepat supaya tidak bisa dirobohkan oleh tim penyerang. Permainan ini akan selesai, jika tim penyusun berhasil menyusun batu sampai membentuk piramida. Setelah batu batu tersebut telah selesai tersusun, tim penyusun harus cepat cepat mengatakan “Boi”. Nantinya tim penyerang akan bergantian menjadi tim yang menyusun kumpulan batu-batu tersebut sedangkan kelompok satunya bertugas sebagai penyerang.


Gambar 3. Permainan Boi-Boian

Permainan Boi-boian ini sangat bermanfaat sekali bagi anak anak. Banyak hal hal yang positif yang bisa kita ambil dari permainan ini. Permainan ini bisa mengajarkan anak anak tentang kerja sama sesama anggota dan bisa melatih kecepatan fisik. Permainan tradisional ini bisa menjadi salah satu pilihan untuk dimainkan oleh anak-anak. Permainan ini tidak terlalu bahaya bagi anak-anak sehingga orang tua tidak perlu khawatir. Kita tahu bahwa permainan ini wajib diperkenalkan kepada anak-anak sehingga permainan tradisional ini tidak hilang begitu saja.

Bambu Gila, Permainan Tradisional Penuh Mistis

Mungkin anda akan terheran dan bertanya penuh rasa penasaran bila menyaksikan permainan tradisional yang satu ini. Bagaimana tidak, sebuah batang bambu mampu mengendalikan beberapa orang yang memegangnya dan bahkan sampai ada yang terpental jika tak kuat menahan gerakan dari bambu tersebut. Yah, inilah salah satu permainan tradisional asal Maluku yang cukup terkenal dan menjadi daya tarik wisatawan jika berkunjung ke wilayah ini.

Oleh masyarakat setempat permainan ini dikenal dengan nama Buluh Gila atau Baramasuweng, sementara kebanyakan orang lebih populer untuknya mengenalnya dengan nama permainan Bambu Gila. Tidak seperti permainan tradisional lainnya, permainan ini mengandung unsur mistis yang melibatkan kekuatan supranatural. Sehingga sebuah bambu yang dipegang oleh beberapa orang mampu bergerak sendiri dengan tidak beraturan dan membuat orang-orang yang memegangnya kesulitan untuk menahan gerakan bambu yang seolah sedang berubah menjadi ‘gila’ tersebut.

Objek yang digunakan dalam permainan ini hanya sebatang bambu, yaitu dengan ukuran panjang sekitar 2,5 m dan diameter 8 cm. Namun ada juga beberapa daerah di Maluku yang menggunakan alat musik perkusi sebagai tambahan untuk mengiringi permainan ini. Untuk bambunya sendiri, tidak sembarang bambu bisa digunakan. Hanya bambu lokal daerah tersebut yang bisa dipakai, dan itupun sebelumnya harus dilakukan sebuah ritual khusus dalam pemilihan bambunya.



Permainan bambu gila biasanya dimainkan oleh 5 atau 7 orang pemain (ganjil), dan seorang pawang yang bertugas untuk mengendalikan permainan. Untuk memainkan permainan ini memerlukan lapangan yang cukup luas. Para penonton disarankan agar tidak menyaksikannya dengan jarak yang terlalu dekat, dikhawatirkan gerakan mistis dari bambu gila yang tidak beraturan itu akan jadi berbahaya bila mengenai penonton.

Cara permainan ini sederhana, di sini para pemain diminta untuk mendekap atau memeluk sebuah batang bambu yang sudah dipilih lalu menahannya dalam dekapan agar bambu tidak terlepas atau jatuh. Permainan akan dimulai ketika sang pawang telah selesai membakar kemenyan yang ditaruhnya dalam tempurung dengan membaca mantera-mantera tertentu. Bakaran kemenyan dan bacaan mantera-mantera itu bertujuan untuk memanggil sesuatu yang gaib seperti ruh makhluk halus yang nantinya memberikan kekuatan mistis untuk menggerakkan bambu tersebut.

Dalam upaya memasukkan sesuatu yang gaib ke dalam bambu, asap dari pembakaran kemenyan terus dihembuskan ke dalam bilah bambu. Dan ketika sang pawang sudah berhasil memasukkan kekuatan mistis itu maka permainan pun telah di mulai. Bambu dengan sendirinya akan bergerak ke sana - ke mari. Para pemain yang mendekap bambu itu akan kesulitan menahan gerakan bambu gila ini.



Herannya, semakin bambu ditahan, gerakan bambu akan semakin kuat dan cepat. Tidak jarang bagi para pemain yang tidak kuat menahannya akan terpental oleh karena gerakan si bambu gila ini. Satu hal lagi yang menyadarkan bahwa permainan ini mengandung kekuatan mistis adalah gerakan atau arah bambu yang mengikuti arah asap kemenyan yang dibawa oleh sang pawang. Ke mana arah asap bergerak maka bambu pun seolah mengikutinya.

Sembari membawa tempurung kemenyan, sang pawang biasanya terus meneriakkan mantera secara berulang-ulang. Setiap kali pawang mengucapkan mantera “Baramasuweng!! (bambu gila-red)” para pemain secara serempak meneriakkan “"Idadigougou!! (jadi beneran-red)".

Permainan bambu gila ini akan selesai bila ditandai dengan banyak pemain yang tak sanggup lagi menahan gerakan bambu. Memang di permainan ini tidak jarang pemain terpental dan bahkan ada yang pingsan. Namun kekuatan mistis dari bambu tersebut akan benar-benar hilang ketika pawang membacakan mantera tertentu sambil menutup salah satu ruas bambu dengan telapak tangannya. Barulah bambu akan tenang dan menjadi ringan kembali.

Demikianlah ulasan mengenai permainan tradisional bambu gila dari Maluku yang mengandung unsur mistis di dalamnya. Bagi anda yang tidak percaya dengan hal-hal gaib atau mistis seperti ini, silakan mencoba sensasi permainan tradisional ini dan buktikan sendiri akan kebenarannya.

Oleh : Roma Doni
Sumber Gambar :
Pic 1 : http://kfk.kompas.com/kfk/view/130579-bambu-gila
Pic 2 : http://ensiklopediaindonesia.com/seni-dan-budaya-indonesia/bambu-gila-aura-mistis-dibalik-sebuah-atraksi-asal-maluku/
Sumber Referensi :
http://travel.detik.com/read/2013/09/26/104443/2369818/1519/aura-mistis-di-balik-permainan-bambu-gila
http://www.triptrus.com/news/mistisnya-permainan-bambu-gila
http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/bambu-gila-permainan-tradisional-masyarakat-ambon

Wednesday, January 28, 2015

Cara Asyik Bermain Kelereng

Permainan kelereng adalah permainan yang menggunakan bola kelereng (di beberapa tempat disebut juga “gundu”). Permainan kelereng adalah salah satu permainan tradisional yang ada di kalangan anak anak dan Jaman dulu begitu populer sekali. Biasanya permainan ini dimainkan dengan cara disentil atau dimainkan di tanah. Jaman sekarang ini, permainan ini jarang sekali ditemukan. Waktu kecil, pasti kita ingat waktu sekolah pasti kita memainkan kelereng bersama teman kita. Sekarang permainan ini jarang ditemukan karena seiring perkembangan jaman, dan banyak ditemukan mainan mainan model terbaru yang menarik perhatian. Biasanya, permainan ini dimainkan di tanah dan disentil seperti gambar di bawah ini. Jika permainan ini dilakukan dengan teman teman pasti sangat menyenangkan sekali.

Kali ini, saya akan mempunyai cara unik bermain kelereng. Cara permainan kali ini, berbeda dari biasanya. Permainan ini tidak begitu sulit dari biasanya. Berikut cara permainan kelereng yang akan saya bahas:

1. Membuat kelompok

Permainan ini harus beranggotakan lebih dari satu orang. Setiap anggota harus memiliki beberapa kelereng. Setiap kelereng yang dipegang nantinya akan ditebak oleh orang lain. Dalam permainan ini, harus dilakukan secara kelompok karena nantinya semua kelereng akan di tebak oleh anggota yang lain secara bergantian. Sebaiknya, untuk permainan ini harus memiliki kelereng lebih dari lima biji.


Gambar 1. Bermain kelereng di pinggir rel kereta

2. Menggenggam kelereng yang diambil

Kita mengambil kelereng yang diambil dan genggam di tangan. Kita harus mengingat jumlah kelereng yang kita pegang. Nantinya kita harus bisa menebak jumlah semua kelereng semua teman kita. Seandainya, kita mengambil kelereng lima biji di tangan, jangan sampai anggota lain tahu jumlah kelereng yang dipegang. Usahakan kita menggenggam kelereng yang rapat di tangan kita, jangan sampai kelihatan. Cara menggenggam kelereng seperti gambar di bawah ini:


Gambar 2. Menggenggam kelereng

3. Menyebutkan jumlah kelereng

Setelah semua anggota menggenggam masing-masing kelereng di tangan, dimulai oleh orang pertama untuk menyebutkan satu angka yang merupakan perkiraan jumlah keseluruhan kelereng dalam kelompok tersebut. Sebagai contoh, saya menyebutkan angka 20 sebagai angka yang saya pilih sedangkan yang lain tidak boleh menyebutkan angka yang sama. Angka tersebut disebutkan secara bergantian oleh setiap anggota yang lain. Misalkan anggota lain menyebutkan angka 10, 16 dan 17.

4. Memperlihatkan kelereng yang digenggam di tangan

Setelah itu, semua anggota memperlihatkan kelereng yang ada ditangannya. Anggota yang menyebutkan angka yang sesuai dengan jumlah keseluruhan kelereng, dia berhak mendapatkan semua kelereng yang digenggam oleh anggota lain. Setelah semuanya memperlihatkan kelereng yang dipegang masing-masing, dan ternyata jumlah semua kelereng ada di tangan teman saya dan saya semuanya berjumlah 20. Angka yang saya pilih adalah benar berarti semua kelereng yang dipegang oleh teman saya menjadi milik saya.


Gambar 3. Memperlihatkan kelereng

Kesimpulan yang didapat adalah jangan pernah meninggalkan permainan tradisional karena sebenarnya banyak sekali hal yang menarik dan sangat berguna yang bisa diambil dari permainan permainan jaman dulu, apalagi permainan kelereng. Permainan kelereng ini dapat dimainkan dengan berbagai cara, jadi tidak ada alasan untuk tidak menyukai permainan tradisional dan bagi anak anak sangat berguna sekali membantu dalam pendidikannya.

Oleh ; Jenny
Gambar:
1. http://www. hipwee. com/wp-content/uploads/2014/09/194462_bermain-kelereng-pinggir-rel-kereta_663_382. jpg
2. http://3. bp. blogspot. com/_OrNDs4qOgQQ/TPp9juMZovI/AAAAAAAADkw/7K_gDE5nGkw/s1600/image4. jpeg
3. http://img821. imageshack. us/img821/8522/20110606102048. jpg

Gerakan untuk lompat karet

Salah satu permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak perempuan Indonesia jaman dulu adalah lompat karet. Permainan ini menggunakan karet sebagai tali untuk melompat. Sekarang ini jarang sekali ditemukan permainan lompat karet. Permainan ini dilakukan secara berkelompok. Permainan ini begitu mudah dan tidak berbahaya jika mengenai kaki kita saat melompat. Untuk bisa mendapatkan permainan ini pun tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal sehingga banyak anak perempuan lebih memilih permainan ini. Hanya membutuhkan karet yang dirangkai hingga membentuk tali. Permainan ini pun sangat mudah, kita harus bisa melompat tanpa mengenai karet. Untuk bisa melompat tanpa mengenai karet, berikut ada beberapa gerakan yang bisa membantu kita dalam permainan karet:

1. Lompat Jauh


Gambar 1. Lompat jauh

Gerakan lompat jauh sangat sering dipakai dalam permainan ini. Untuk melakukan gerakan ini, pertama tama kita harus mengambil kuda kuda sebelum melompat. Usahakan posisi mengambil kuda kuda jangan terlalu dekat dengan karet. Setelah mengambil kuda kuda, kita bisa melompat seperti gerakan biasa. Usahakan melompat yang setinggi tingginya sehingga tidak mengenai karet. Kebanyakan gerakan ini bisa dipakai sampai setinggi dada. Jika kita mampu melakukan gerakan ini sampai lebih tinggi lagi, maka akan lebih bagus.

2. Gerakan Koprol


Gambar 2. Gerakan koprol

Gerakan koprol adalah gerakan yang sangat membutuhkan keberanian. Gerakan koprol bisa kita gunakan untuk permainan lompat tali. Untuk melakukan gerakan ini, pertama tama kita meletakkan kedua tangan kita ke samping sambil menyentuh tanah hingga kedua kaki ikut terangkat ke samping. Gerakan ini sangat mudah sekali dan kita tidak perlu melompat. Gerakan ini hanya untuk lompat tali yang tingginya sedada dan untuk di atasnya, seperti telinga hingga kepala tidak bisa menggunakan gerakan ini. Kebanyakan anak perempuan yang memakai gerakan ini, mereka adalah anak perempuan yang tomboy dan begitu berani.

3. Gerakan potong kue


Gambar 3. Gerakan potong kue

Gerakan ini, biasanya digunakan jika ketinggian karet sudah mencapai kepala. Jika sudah setinggi itu, kita bisa menggunakan gerakan potong kue. Karena sudah setinggi kepala, maka diperbolehkan kita menggunakan tangan untuk melompat. Gerakan ini dilakukan dengan tangan kanan kita memegang karet sambil kaki kita melompat. Saat memegang karet tersebut, usahakan mendorong tali karet sampai ke bawah hingga berbentuk V supaya kaki kita bisa lebih mudah untuk melompat. Gerakan ini sangat mudah sekali dilakukan.

4. Gerakan Salto


Gambar 4. Gerakan salto

Gerakan salto bisa dipakai untuk lompat karet. Untuk melakukan gerakan salto ini, sama seperti gerakan koprol tetapi gerakan salto ini kita harus memutar ke depan. Pertama tama, kedua tangan kita letakkan ke depan kemudian kaki ikut memutar ke depan seperti gambar di atas. Supaya gerakan salto bisa lebih tinggi, sebaiknya sebelum meletakkan kedua tangan ke depan, sebaiknya kita melompat terlebih dahulu sehingga tidak mengenai tali karet.

Dalam permainan lompat karet ini banyak memberi manfaat positif dan sangat berguna sekali bagi anak anak dalam masa pertumbuhannya. Selain menambah kekompakan sesama anggota, Setiap lompatan dalam permainan ini bisa mendorong pertumbuhan tulang. Apabila kita merasa bosan dengan olahraga yang ada, kita bisa melakukan permainan ini sebagai pengganti olahraga.

Oleh : Jenny
Gambar:
1. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOE-zP6uw4KC3z4eUeQ0vEB-fuRstpiZW7FF-pWmDt7MOu5xhQCVnK2fKnCRJijnOS4YFSwcktgFZbCgk3pMt7PTzNdfvLG6xsI68ElxcBqHyYAfAtb8ansVfKyIGwLQdOyTlpjznU90U/s1600/Lompat_Tali_yeye.jpg
2. http://homeschoolingalam.com/foto_galeri/402014-10-29%2008.23.31.jpg
3. http://www.pricearea.com/artikel/wp-content/uploads/2013/10/Ilustrasi-Permainan-Lompat-Karet-sebagai-Fenomena-Teknologi-Jaman-doeloe-Versus-Sekarang.jpg
4. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCz1u3a3je1b2s-15Fbl_nuc-eDJ6FcR5ISRVAVzFhuvQK9fTAdOlZMGjGOI8cN1Hzp5PaJaCLquEvlCKklRGuygbecZK-xpRmOxzKu8VYW-9sHW6T3CvbBPFBNreK3ZX0DxeWronBeeFG/s280/lompat+tali.jpg

Tuesday, January 27, 2015

Bermain Makah-Makah, Menebak Mencapai Tujuan

Nanggroe Aceh Darussalam memang kental akan nuansa agamisnya, sampai-sampai dijuluki sebagai serambi mekah. Pengaruh itu juga akhirnya menjurus kepada permainan tradisional yang terdapat di sana yang namanya juga bernuansa islami, yaitu permainan tradisional Makah-Makah. Bila melihat dari nama yang dipakai, merupakan serapan dari kata “Makkah” yang berarti Mekah, nama sebuah kota yang terdapat di Arab Saudi yang merupakan kiblat bagi umat islam di dunia.

Permainan tradisional Makah-Makah adalah permainan yang mengedepankan unsur kompetisi untuk mencapai sebuah tujuan/sasaran. Titik tujuan yang ingin dicapai inilah yang disebut Makah. Pengertian ini sebenarnya menganalogikan kota Mekah yang merupakan simbol dari pusat kiblat bagi umat islam di dunia. Di mana umat islam akan berlomba-lomba untuk bisa sampai ke tempat tersebut terutama dalam rangka menunaikan ibadah haji dan umrah.

Untuk bisa bermain Makah-Makah tidaklah membutuhkan peralatan yang sulit. Peralatan yang diperlukan hanyalah dua buah batu, sedangkan syarat lainnya harus dimainkan pada tempat yang luas seperti tanah lapang. Fungsi dari kedua batu tersebut adalah dijadikan sebagai alat kompetisi oleh setiap regu. Permainan ini dimainkan oleh sebanyak dua regu saja, di mana masing-masing regu atau kelompok minimal terdiri atas 4 orang pemain atau lebih. Semakin banyak pemain tentunya menambah suasana permainan Makah-Makah menjadi semakin seru.

Pada setiap regu harus memiliki ketua regu. Tugas dari ketua regu adalah mengatur peletakan batu ke para anggota regunya sekaligus ketua regu yang akan menebak peletakan batu pada regu lawan. Dalam memilih ketua regu bisa dilakukan atas kesepakatan bersama atau bisa dengan melakukan pemilihan melalui sistem hom pim pa dan semacamnya.

Cara Bermain

Masing-masing regu saling berhadapan satu sama lain dengan jarak pemisah sekitar dua meter. Tepat di bagian tengah jarak pemisah tersebut diberi pertanda, bisa digambar sebuah titik atau menuliskan tanda garis lurus. Pembuatan tanda harus benar-benar pada posisi yang adil, artinya benar-benar dibuat pada bagian tengah antar regu. Tidak boleh berbeda, misalnya terlalu dekat atau terlalu jauh dengan salah satu regu.

Jika sudah selesai. Maka langkah selanjutnya adalah masing-masing ketua regu meletakkan batu yang sudah dipegang untuk diberikan kepada anggota regunya. Peletakan batu harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai diketahui oleh regu lawan. Oleh karenanya, selain ketua regu harus pintar mengecoh lawan, di sini para anggota juga harus pandai berpura-pura dengan seolah-olah batu yang dipegang ketua regu diberikan kepadanya. Padahal dari semua anggota regu hanya satu orang anggota saja yang mendapatkan batu tersebut.

Bila batu sudah diletakkan, sekarang tugas ketua regu adalah menggunakan insting yang tajam untuk bisa menebak keberadaan peletakan batu pada regu lawan. Misalnya telah ditentukan regu mana yang akan menebak duluan, regu A misalnya. Maka, ketua dari regu A akan mencoba menebak keberadaan batu yang berada di masing-masing anggota regu B.

Apabila tebakan ketua regu A benar, maka regu A boleh untuk berpindah satu langkah ke depan. Dengan begitu regu A bisa semakin lebih dekat ke titik tujuan. Sebaliknya apabila tebakan regu A ternyata salah, maka regu B lah yang diperbolehkan melaju satu langkah ke depan. Begitu Seterusnya. Puncaknya, regu mana yang berhasil sampai duluan ke titik tujuan tadi, maka dialah yang akan menjadi pemenangnya.

Unsur Nilai Budaya

Sebagaimana permainan tradisional pada umumnya yang kaya akan nilai-nilai budaya yang bermanfaat, begitu juga pada permainan Makah-Makah. Beberapa nilai budaya diantaranya :

  • Kekompakan : Permainan ini mengajarkan kekompakan pada masing-masing anggota dan dengan ketua regu. yaitu untuk bisa menciptakan kesepahaman dan saling pengertian antar ketua dengan anggota, bisa dilihat dalam hal peletakan batu sampai penebakan batu regu lawan.
  • Kepemimpinan : Khususnya bagi yang terpilih sebagai ketua regu, permainan ini melatih untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan sekaligus kedewasaan berpikir. Bagaimana ketua regu harus bisa menyatukan pendapat dan mengambil sebuah keputusan yang mampu memberikan hasil yang baik.
  • Kepercayaan : Ketua regu dan para anggota harus saling percaya satu sama lain merupakan kunci dari permainan ini. Tanpa nilai kepercayaan bisa dipastikan penampilan regu ini tidak akan maksimal. Karena pasti akan ada orang yang tidak menjalankan amanatnya dengan baik.

Demikian mengenai permainan tradisional Makah-Makah, dengan segala nilai positif di dalamnya, tentunya permainan ini sangat direkomendasikan untuk diperkenalkan pada generasi sekarang, supaya keberadaannya tidak pudar dan hilang termakan zaman.

Pintar Menghitung dengan Permainan Tradisional Patil Lele

Berlatih menghitung tidak hanya bisa dikerjakan di atas kertas. Namun bisa juga diterapkan dalam sebuah permainan. Misalnya permainan tradisional patil lele, atau bila di daerah lain biasanya disebut benthik, cutat, jenthik, gatrik, tak tek atau sawatan. Permainan ini biasanya dimainkan oleh 2 anak atau lebih, ditempat yang luas tanpa ada lalu lalang kendaraan.

Mengapa permainan ini disebut Patil Lele? Karena dalam permainan ini pemain membutuhkan 2 buah tongkat. Tongkat pendek berukuran 10cm yang disebut Patil ( gunanya untuk dipukul ) dan tongkat panjang yang berukuran 40cm ( gunanya sebagai tongkat pemukul ). Sebelum bermain, pemain harus melubangi tanah sepanjang 8cm. Setelah itu menentukan siapa yang akan bermain lebih dahulu dengan hom pim pa atau sut. Bila pemain sudah ditentukan, maka yang lainnya menjadi penjaga.

Ada tiga tahap dalam permainan ini :

Tahap pertama

Pemain meletakkan patil di atas lubang dan bersiap-siap untuk menyukit patil dari bawah dan melesatkannya ke arah depan dengan sekuat tenaga. Bila patil saat melesat berhasil ditangkap oleh penjaga, maka penjaga tersebut mendapatkan poin. Dan pemain dinyatakan gagal. Namun bila pemain berhasil, maka pemain lah yang mendapatkan poin. Poin untuk pemain diukur dari seberapa jauh atau berapa meter patil tersebut jatuh. Poin pemain dan poin penjaga harus sudah ditentukan sebelum permainan dimulai.

Contoh
Budi menyukit patil dan jatuh sejauh 8 meter. Bila 1 meter poinnya 5, maka Budi mendapatkan poin 40. Dari 8 meter x 5 poin = 40 poin.



Tahap ke dua

Pemain melemparkan patil ke arah atas. Pada saat patil masih mengudara, tepat di depan wajah pemain, pemain harus bisa memukul patil tersebut ke arah penjaga. Banyak pemain yang kesulitan pada permainan tahap ini, karena saat memukul membutuhkan waktu yang tepat, kesabaran, dan kejelian, sehingga pemain tidak asal saat mengayunkan tongkat (lele). Pemain yang berhasil menyelesaikan tahap ini, maka mendapat poin dan dapat melanjutkan permainan ke tahap selanjutnya. Nilai poin pada tahap ini jauh lebih besar dari pada poin pada permainan tahap pertama. Misalkan poin pada tahap pertama 5 poin per meter, maka permainan tahap ke dua adalah 10poin per meter. Setelah poin terkumpul pada tahap dua, maka poin permainan tahap pertama dijumlahkan dengan poin tahap ke dua. Dan permainan dilanjutkan ke tahap yang ketiga.

Tahap ke tiga

Pemain meletakkan patil di sudut lubang, sudut lubang sebagai titik tumpu. Kemudian pemain bersiap untuk memukul patil yang ujungnya berada di atas tanah. Bila pukulan berhasil, maka patil akan terlempar ke atas kepala pemain. Dan di saat patil masih mengudara, pemain diharuskan memukul kembali patil tersebut ke arah penjaga. Langkah ini hampir sama dengan langkah pada permainan tahap dua. Pada tahap ini pemain membutuhkan keahlian khusus, karena itu tidak jarang dari pemain yang sering mengalami kegagalan. Karena tingkat kesulitannya yang tinggi, maka poin pada tahap ini adalah poin yang paling besar. Menentukan poinnya juga berdasarkan berapa meter jauhkah patil tersebut jatuh.



Pada permainan patil lele ini, dari awal bermain sampai selesai, saat menjadi penjaga ataupun pemain semuanya menghitung perolehan poin masing-masing. Karena itulah, permainan ini dapat meningkatkan kelancaran dalam menghitung dan juga daya konsentrasi. Pemenang pada permainan ini adalah pemain yang paling banyak mengumpulkan poin. Dan biasanya permainan ditutup dengan acara gendongan, yaitu pemain yang kalah harus menggendong pemain yang menang.

Oleh : Widya Safitri
Sumber gambar
http://wisnujadmika.files.wordpress.com/2013/03/1362824855695.jpg
http://wisnujadmika.files.wordpress.com/2013/03/1362824930440.jpg

Monday, January 26, 2015

Mengasah Kreativitas Dengan Permainan Yoyo

Tahukah kalian apakah yoyo itu? Yoyo merupakan sebuah alat permainan yang terdiri dari 2 cakram yang sama besar. 2 cakram tersebut (ada yang kayu, plastik, maupun logam) dihubungkan dengan suatu sumbu di tengah yang kemudian digulung dengan tali. Ujung tali yang satu terikat pada sumbu kedua cakram, sedangkan ujung tali lainnya yang akan kita pegang/ikat di jari kita.

Sejarah

Permainan yoyo pertama kali diciptakan oleh orang Yunani. Mereka menciptakannya sekitar tahun 500 SM dan menjadi populer sekitar tahun 1920. Barulah sekitar tahun 1930 muncul seorang usahawan yang bernama Duncan Palmer yang memproduksi mainan. Salah satunya adalah produksi pertamanya yang bernama Duncan O-BOY dan hal tersebut mengakibatkan permainan ini semakin populer.

Cara Bermain

Cara bermain yoyo memang terbilang cukup simpel dan sederhana. Ujung tali satu pada yoyo kita ikatkan pada salah satu jari kita dan sambil memegang yoyo. Kemudian lemparkanlah yoyo ke bawah dengan gerakan yang mulus. Setelah itu gerakkan sedikit ujung tali yang terikat ke jari kita sehingga yoyo akan kembali ke tangan. Begitulah cara sederhana untuk memainkan yoyo.


Gambar 1. Yoyo

Teknik Dasar Bermain Yoyo

Sebenarnya sewaktu tali yoyo terulur dari jari kita, yoyo berada dalam efek giroskopik (efek benda berputar) yang memberikan kita kesempatan untuk melakukan berbagai gaya/teknik bermain yoyo. Berikut ini merupakan beberapa teknik dasar dalam bermain yoyo:

  • Sleeper

    Teknik ini merupakan teknik paling dasar dalam permainan yoyo. Mula-mula genggam yoyo di tangan kita seolah-olah ingin menonjolkan otot kita. Setelah itu ayunkan yoyo ke bawah (usahakan lakukan dengan kuat tapi mulus). Yoyo akan berputar di ujung tali kira-kira 10-20 detik. Hal ini dinamakan “Sleep”. Sentakkan ujung tali yang berada di jari kita sehingga yoyo akan berputar kembali ke genggaman tangan kita.

  • Walk The Dog


    Gambar 2. Walk The Dog

    Teknik ini merupakan teknik yang juga sederhana dan merupakan kelanjutan dari teknik sleeper. Mula-mula kita melakukan sleeper sehingga yoyo berada dalam keadaan “sleep”. Kemudian perlahan sentuhkan ujung yoyo ke tanah sehingga yoyo akan menggelinding. Ikuti terus arah putarannya dan sentak kembali tali yoyo sebelum yoyo berhenti berputar.

  • Forward Pass

    Jangan memakai teknik ini untuk membahayakan orang lain. Mula-mula genggamlah yoyo dengan telapak tangan dihadapkan ke belakang dan posisi tangan di samping. Kemudian gerakkan tangan kita ke arah depan dan lemparkanlah yoyo secara horizontal. Sentak kembali ujung tali di jari kita sehingga yoyo tidak akan berhenti berputar ketika dilempar.

Hubungan Dengan Kreativitas

Permainan yoyo memang terbukti dapat meningkatkan kreativitas kita. Contohnya yaitu kita dapat memvariasikan berbagai teknik dalam permainan ini sehingga menarik untuk dipertunjukkan. Banyak pemain yoyo profesional yang telah berhasil melakukan berbagai teknik yang sangat menarik.

Oleh: Stevanus

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Yoyo
http://yehudasurvive.blogspot.com/2012/01/trick-dasar-bermain-yo-yo.html

Gambar:
1. http://www.orso.biz/Uploads/Products/HiRes/G524_1_Yo_Yo.jpg
2.http://www.myfamilyinspain.com/wp-content/uploads/2013/09/P8270719.jpg

Sunday, January 25, 2015

Permainan Tradisional yang Mendunia: Monopoli (Part 1)

Siapa di antara kita yang tidak pernah mendengar salah satu permainan tradisional ini? Permainan yang sangat terkenal khususnya di Indonesia dan sampai sekarang terus diperbaharui versi permainannya tentunya sudah menemani masa kecil maupun masa remaja kita. Ya, itulah monopoli. Di sini akan dijelaskan beberapa sejarah munculnya permainan monopoli ini beserta dengan aturan permainannya.


Gambar 1. Papan permainan monopoli.

Sejarah

Permainan monopoli sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1900. Pada waktu itu, permainan monopoli hampir serupa dengan The Landlord’s Game yang diciptakan oleh Elizabeth Magie. Tujuan dari The Landlord’s Game yaitu untuk mempermudah pemikiran para pemain tentang bagaimana para pemilik tanah dapat membuat dirinya sekaya mungkin dan membuat para penyewa semiskin mungkin. Permainan ini baru diperkenalkan sekitar tahun 1904. Namun, sayangnya permainan ini tidak dipatenkan sampai sekitar tahun 1913. Barulah setelah itu, The Landlord’s Game diterbitkan oleh The Newbie Game Company di London dengan nama Brer Fox an’ Brer Rabbit.

Kemudian, permainan ini mulai mengalami perkembangan dari variasi-variasi permainannya hingga penjualannya. Salah satunya adalah Auction Monopoly yang kemudian disingkat menjadi Monopoli. Permainan ini kemudian dipelajari dan diteliti oleh Charles Darrow secara perlahan-lahan yang pada akhirnya permainan monopoli ini dipatenkan dan dijual kepada Parker Brothers sebagai penemunya sendiri. Akhirnya, Parker Brothers mulai memproduksi permainan ini secara global pada 5 November 1935.


Gambar 2. Elizabeth Magie, The Landlord’s Game.

Peralatan yang dibutuhkan

Untuk memainkan permainan ini, peralatan yang dibutuhkan sebenarnya cukup sederhana.
  1. Sebuah papan permainan monopoli yang sudah banyak tersedia di pasaran dengan berbagai versi papan permainan yang mengalami perkembangan dari dulu hingga sekarang. Biasanya papan permainan tersedia dalam bentuk karton atau kertas yang cukup tebal.
  2. Bidak-bidak untuk mewakili setiap pemain. Bidak-bidak yang dijual umumnya berbentuk kepala kuda, gerobak, topi, dan lain-lain. Para pemain tidak harus menggunakan bidak-bidak ini untuk mewakilinya. Kita dapat menggantinya dengan peralatan lain yang dapat mewakili diri kita di papan monopoli.
  3. Dua buah dadu 6-6
  4. Kartu-kartu hak milik untuk setiap properti. Kartu-kartu tersebut disesuaikan dengan properti-properti yang sudah ada di papan monopoli. Dan kartu-kartu tersebut akan diberikan kepada setiap pemain yang membeli properti tersebut. Setiap kartu tertulis rincian nama properti, harga properti, harga sewa, harga jual, serta harga pembangunan rumah dan hotel.
  5. Kartu-kartu yang dapat menambah bonus pendapatan atau malah sebaliknya merugikan para pemain (kartu dana umum, kesempatan, dan lain-lain).
  6. Uang mainan yang biasanya dalam satuan dollar. Ada yang 1$, 10$, 500$, 1000$, dan lain-lain tergantung versi papan monopoli yang dimainkan.
  7. Rumah dan hotel yang terbuat dari plastik. Jumlah yang diberikan bervariasi untuk setiap monopoli begitu juga dengan warnanya. Umumnya, rumah akan diberikan warna hijau sedangkan hotel berwarna merah. Ini berfungsi sebagai tanda/bidak ketika kita ingin membangun rumah/hotel di properti yang kita beli.

Oleh : Stevanus
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Monopoli_%28permainan%29
Gambar:
1. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_O1YILKHWZgtfu__QtlfsrCHeLz9Qh8C1PWQ7crpYNWVrzC71m4BrGccY-4Dx91BXDRmzdrl5IVJkodUt2GVem3i10tgHv2y9JxlkocDzC41dZ9UJub7OxcOIHFdErh1jdt7bbA2oTFbg/s1600/jhvkbkjhnkj.jpg
2. http://www.angelfire.com/az2/gamesgoneby/images/landlordsgame.gif

Permainan Tradisional yang Mendunia: Monopoli (Part 2)

Aturan Permainan
  • Para pemain monopoli terdiri dari 3-4 pemain. Papan permainan monopoli diletakkan di sebuah meja yang cukup besar. Kartu-kartu seperti dana umum, kesempatan, dan sejenisnya diletakkan secara terbalik di atas papan permainan. Kartu-kartu tersebut sebelumnya telah diacak terlebih dahulu sehingga para pemain tidak akan tahu kartu apa yang akan mereka ambil. Sedangkan kartu-kartu hak milik properti maupun uang akan diletakkan di sebelah papan monopoli.
  • Sebelumnya para pemain telah diberikan modal awal berupa uang sebesar 1500$. Para pemain sebelumnya juga harus menentukan siapa yang akan melempar dadu terlebih dahulu sebagai tanda awal mulainya permainan.
  • Bidak-bidak untuk para pemain diletakkan di petak awal START. Para pemain akan menggerakkan bidaknya sesuai dengan angka dadu yang telah dilempar. Bidak-bidak tersebut digerakkan secara berputar searah jarum jam.
  • Ketika pemain berhenti di petak properti yang belum dibeli, pemain berhak menentukan pilihannya untuk membeli atau tidak membeli properti tersebut. Sebaliknya, bila pemain berhenti di petak properti yang sudah dibelinya, pemain juga berhak untuk menjualnya kembali tentunya dengan harga yang lebih murah dibandingkan saat pembelian. Pemain juga dapat membangun rumah atau hotel pada setiap properti yang dimilikinya. Perlu diketahui sebelum membangun sebuah hotel, pemain harus sudah membangun minimal 3-4 rumah barulah dapat membangun hotel.
  • Membangun rumah atau hotel sangat menguntungkan bila ada lawan pemain yang tepat berhenti di petak properti milik kita. Lawan tersebut harus membayar biaya sewa properti, rumah, ataupun hotel sesuai dengan tarif yang telah ditulis di kartu hak milik properti pemain.
  • Ketika pemain berhenti tepat di petak dana umum, kesempatan, atau sejenisnya, pemain akan mengambil kartu tersebut diantara tumpukan kartu-kartu yang disusun terbalik dan tertutup di atas papan permainan. Pemain akan melakukan semua instruksi yang telah tertera pada kartu yang diambilnya. Bisa menguntungkan (contohnya pemain akan mendapatkan bonus sejumlah dollar) maupun merugikan (contohnya pemain akan membayar pajak, ataupun biaya-biaya lainnya yang intinya menghabiskan uang yang kita miliki).
  • Pemain dinyatakan kalah jika pemain benar-benar sudah kehabisan uang dan tidak dapat membayar hutang. Segala kekayaan (properti, rumah, hotel dan sebagainya) akan dilelang dan pemain tersebut berhenti bermain.
  • Pemain yang memenangkan permainan adalah pemain yang memiliki jumlah uang, properti, rumah, dan hotel terbanyak dari semua pemain.

Manfaat Permainan Monopoli
  • Permainan monopoli dapat melatih kreativitas dan keterampilan seseorang dalam berpikir. Hal tersebut dikarenakan permainan monopoli memerlukan strategi dan berbagai teknik untuk memenangkannya.
  • Permainan monopoli dapat mengajarkan anak untuk mahir berhitung.
  • Permainan monopoli dapat melatih kemampuan untuk memecahkan setiap masalah. Seperti pada waktu kita bermain dan kemudian kita terlilit hutang. Pada saat itu kita akan berpikir bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Oleh : Stevanus
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Monopoli_%28permainan%29
http://www.tonfeb.com/2014/03/manfaat-mainan-papan-untuk-anak.html

Saturday, January 24, 2015

Permainan Tradisional Panjat Pinang

Permainan tradisional ini tentunya sudah tidak asing lagi bagi setiap rakyat di Indonesia. Mengapa? Di beberapa daerah di Indonesia, pasti menyelenggarakan perlombaan ini pada setiap tanggal 17 Agustus dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Tetapi tahukah anda, dari mana permainan tradisional ini berasal dan bagaimana sesungguhnya permainan ini dimainkan?

Sejarah

Permainan tradisional panjat pinang sebenarnya sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Dulu, permainan ini dibuat menjadi sebuah perlombaan oleh orang-orang Belanda khususnya dalam memperingati hari-hari tertentu seperti pernikahan, hajatan, dan sebagainya. Para peserta yang mengikuti lomba tersebut berasal dari kalangan pribumi. Sementara itu, hadiah-hadiah yang digantung di puncak pohon pinang yaitu berupa bahan-bahan makanan seperti keju, gula, dan beberapa pakaian. Sementara para peserta berjuang keras untuk sampai ke puncak batang pinang tersebut, orang-orang Belanda yang berada di bawah menyaksikannya sambil tertawa.

Cara Bermain

Tata cara dalam permainan panjat pinang sebenarnya tidak berubah sejak dulu. Hanya saja, seiring dengan perkembangan zaman, hadiah-hadiah yang tergantung di puncak batang pinang juga ikut berkembang. Sekarang ini, ada beberapa perlombaan panjat pinang yang menggantungkan hadiah berupa televisi, kipas angin, dan beberapa barang elektronik lainnya di puncak batang pinang tersebut.


Gambar 1. Permainan Panjat Pinang.

Sebuah batang pohon pinang yang tinggi ditancapkan ke dalam tanah dengan kedalaman yang sangat dalam untuk memastikan batang pohon pinang tersebut tidak akan jatuh/goyah ketika dipanjat oleh para peserta lomba. Tanah di sekitar batang pinang yang ditancapkan haruslah lunak supaya ketika peserta jatuh tidak akan menimbulkan kecelakaan yang fatal. Oleh karena itu, bila tanah yang digunakan keras, biasanya para penyelenggara akan memberikan lumpur di sekitarnya. Di beberapa tempat, ada juga perlombaan panjat pinang yang diadakan di sekitar kali/sungai. Batang pohon pinang yang digunakan ditancapkan ke dasar kali/sungai.

Sebelumnya, batang pohon pinang yang ditancapkan sudah diberi minyak/pelumas supaya para peserta tidak mudah untuk sampai ke puncak. Para peserta yang terdiri dari kumpulan regu (satu regu biasanya 5-6 orang tergantung tingginya batang pohon pinang yang digunakan) akan saling bahu membahu untuk memanjat batang pohon pinang tersebut. Tidak hanya kerja sama dalam satu regu yang dibutuhkan, tetapi juga dibutuhkan akal untuk benar-benar bisa sampai ke puncak. Contohnya, orang yang kuat/gemuk biasanya akan berada di bawah untuk menahan beban teman-temannya di atas.

Nilai Sosial dan Kemanusiaan

Meskipun ada beberapa pihak yang tidak setuju dengan permainan ini karena dianggap menciderai nilai-nilai kemanusiaan, tetapi paling tidak permainan ini dapat mengajarkan beberapa hal untuk setiap peserta. Untuk memenangkan permainan ini dibutuhkan kerja keras dan semangat pantang menyerah yang tinggi. Tidak hanya itu, kekompakan antar sesama peserta dalam regu juga dibutuhkan untuk memenangkan permainan ini.


Gambar 2. Makna Sosial dari Panjat Pinang.

Oleh: Stevanus
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Panjat_pinang
https://harisahmad.wordpress.com/tag/cara-bermain-panjat-pinang/

Gambar:
1. http://i.okezone.tv/photos/2012/08/17/6761/41511_large.jpg
2. http://th04.deviantart.net/fs71/PRE/i/2010/219/4/9/panjat_pinang_by_dwikobiubatu.jpg